Bisnis kelas menengah Indonesia tumbuh dengan luar biasa dan pesat. Selain itu, sektor digital dan teknologi juga mengalami lonjakan besar dalam aktivitas modal ventura. Plus, perangkat seluler menjadi semakin terjangkau setiap hari oleh semua orang. Hal inilah yang membentuk ekosistem fintech di Indonesia. Itu sebabnya, tidak ada cara yang lebih baik bagi startup Indonesia untuk menjelajahi pasar ride-hailing atau e-commerce.
Namun, memulai bisnis startup di negara ini bukanlah hal yang mudah. Ini dia sisi positif dan negatif dari bisnis startup Indonesia yang harus Anda waspadai.
Sisi Positif Dari Startup di Indonesia
Soal investasi, negara ini sudah lama dikenal sebagai pasar online terbesar di Asia Tenggara. Indonesia telah lama menerima transaksi modal ventura terbanyak dari pasar negara berkembang di seluruh dunia. Raksasa global seperti Alibaba, Expedia, JD.id dan Tencent Holdings mengucurkan banyak dana untuk negara ini. Pada tahun 2016 saja, negara Indonesia menerima hingga US $ 631 juta modal ventura yang diungkapkan yang merupakan peningkatan yang sangat besar dibandingkan dengan US $ 31 juta pada tahun 2015.
Selain itu, ibu kota Indonesia, Jakarta, berada di peringkat nomor satu di sepuluh kota startup teratas, diikuti oleh Wina, Dubai, Kuala Lumpur, dan Istanbul. Bisa dibilang, startup internasional semakin tertarik ke Indonesia. Pada tahun 2025 nanti, negara ini diproyeksikan memiliki ekosistem yang mencakup lebih dari 50% dari semua pasar e-commerce di seluruh Asia Tenggara dengan nilai yang diantisipasi sebesar US $ 46 miliar, semua berkat pasar yang mengutamakan seluler yang terus berkembang pesat.
Baca Juga : Peran Modal Ventura Untuk UKM
Dari sisi pemerintahan, Joko Widodo, Presiden Indonesia telah membuktikan dirinya sebagai pendukung setia inovasi digital dan teknologi. Pengaruhnya berkontribusi pada startup Indonesia yang berkembang pesat. Padahal, salah satu rencananya terkait pasar yang menjamur ini mencakup penciptaan seribu startup teknologi dalam negeri dengan total nilai US $ 10 miliar pada 2020.
Sisi negatif Dari Startup di Indonesia
Namun, ada beberapa hal yang mungkin menghambat kesuksesan perusahaan startup di Tanah Air. Sebagai permulaan, negara ini masih dianggap sebagai negara yang tidak memiliki rekening bank. Hanya sebagian kecil penduduk yang memiliki kartu kredit. Lebih lanjut, menurut Organisasi Perburuhan Internasional, dengan globalisasi yang berkembang, pola kerja yang berkembang dan teknologi revolusioner, bangsa ini sekarang menghadapi tantangan besar mengenai keterampilan yang diperlukan serta bakat untuk memenuhi persyaratan tenaga kerja.
Kesenjangan antara keterampilan dan bakat disebabkan oleh pendidikan yang buruk. Hal ini menyebabkan kurangnya pemikiran kritis dan hal semacam itu diperlukan untuk menjalankan sebuah perusahaan startup.
Kemudian, sementara infrastruktur transportasi yang buruk berkontribusi pada pertumbuhan startup di Indonesia, tetapi alamat yang tidak jelas dan jalan yang buruk membuat prosesnya memberatkan.
Itulah tadi beberapa sisi positif dan negatif dari perkembangan startup di Indonesia.
Baca juga : Mengapa Layanan Fintech di Indonesia Begitu Penting?